Pengendalian Ekspor Batubara, Bobby: Tak Hanya Menjaga Stabilitas Harga

JAKARTA, PedomanNEWS – Rencana pengendalian ekspor batubara yang akan diterapkan pada 2014 dinilai tidak hanya menjaga stabilitas harga, melainkan juga mampu mengelola cadangan dan alokasi batubara dalam negeri.

Anggota Komisi VII DPR RI bidang energi Bobby Adhityo Rizaldi mendukung sepenuhnya rencana pengendalian ekspor batubara yang akan diterapkan pada 2014.

“Indonesia bisa memulai untuk merencanakan ulang alokasi batubara untuk ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri baik listrik atau pemanfaatan yang lain,” ujar Bobby dari Fraksi Partai Golkar di Jakarta, Rabu (16/10).

Lebih lanjut Bobby mengemukakan, rencana pengendalian ekspor batubara perlu didukung oleh infrastruktur pengendali.

“Selain rencana ekspor tahunan yaitu pengawasan di titik serah sebelum ekspor. Jangan sampai juga volume tersebut ditentukan hanya berdasarkan keinginan eksportir dalam membaca pasar secara aktual dan dinamis, bukan dalam koridor yang telah disepakati sebelumnya dengan pemerintah, seperti kuota/budget tahunan atau kalau di sektor migas WP&B untuk target lifting komersial.”

Sebelumnya, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mendukung rencana pengendalian ekspor batubara pada tahun depan. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mendongkrak harga batubara acuan (HBA) Indonesia yang saat ini di bawah US$ 100 per ton.

Ketua APBI Bob Kamandanu mengatakan komoditas batubara menjadi penyumbang devisa terbesar pada periode 2009-2011. Namun karena faktor melemahnya harga batubara membuat komoditas ini tidak lagi menjadi primadona devisa. Bob menuturkan, produksi batubara pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 300 juta ton.

Sementara hingga akhir tahun, produksi batubara nasional bisa menembus 400 juta ton. Sementara harga batubara diperkirakan hanya menyentuh US$ 90 per ton pada akhir tahun ini.

Pengendalian ekspor, tutur dia, akan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2014. Karenanya, APBI akan melibatkan pemerintah untuk memuluskan rencana ini. Rencananya, produksi batubara akan berkurang 5-10 persen pada RKAB tahun depan. Hal ini untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Saat ini, tutur Bob, Indonesia merupakan pemasok batubara terbesar di dunia. Sehingga, aksi pengendalian ekspor ini tidak akan merugikan pengusaha di tanah air. Berdasarkan kalkulasinya, sejumlah negara penghasil batubara tidak akan mampu memanfaatkan momentum ini, salah satunya Australia.

Mengutip rilis International Energy Agency (IEA), Bob menyatakan, batubara akan menjadi pengganti gas alam sebagai sumber energi. Penggunaan batubara di ASEAN diperkirakan meningkat menjadi 49 persen dari sebelumnya hanya 31 persen. IEA menyatakan, penggunaan batubara untuk pembangkit listrik 30 persen lebih murah dibanding pembangkit listrik bertenaga gas.

Sunandar

 

Sumber

http://www.pedomannews.com/pilkada-dki-2012/energi/24665-pengendalian-ekspor-batubara-bobby-tak-hanya-menjaga-stabilitas-harga