Bobby Rizaldi : Pro-Kontra Kenaikan BBM Harus Dicermati Lebih Teliti

Jakarta, Padek—Rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi bakal tak terbendung. Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) yang menjadi kekuatan penentu dalam sidang paripurna hari ini, hingga tadi malam menyatakan konsisten mendukung kebijakan tersebut.

Legislator Fraksi Partai Golkar yang juga Wakil Ketua Komisi XI (Keuangan) DPR RI, Harry Azhar Aziz mengatakan, partainya tidak akan membalik arah dukungan dalam Rapat Paripurna dengan agenda pengesahan RAPBN Perubahan 2013 hari ini. “Kami tidak dalam posisi main-main. Misalnya hari ini (kemarin, red) mendukung, lalu besok tiba-tiba menolak, tidak seperti itu,” ujarnya ketika dihubungi tadi malam (16/6).

Menurut mantan Ketua PB Him­punan Mahasiswa Islam (HMI) itu, pijakan alasan partainya cukup jelas. Jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM, subsidi bakal mem­­bengkak dan defisit APBN akan me­nem­bus 3,3 per­sen dari pro­duk do­mestik bruto (PDB). Padahal, sesuai un­dang-undang, defisit APBN tidak boleh lebih dari 3 persen output ekonomi nasional. “Ma­sak iya kami mau mendorong pe­merintah melanggar undang-undang,” tanyanya.

Dalam rapat final di Badan Anggaran (Banggar) DPR Sabtu (15/6) lalu, enam fraksi, yakni Demokrat, Golkar, PAN, PPP, PKB, dan Hanura, menyatakan dukungan atas rencana kenai­kan harga BBM bersubsidi. Enam fraksi ini memiliki 383 kursi atau 68 persen dari total 560 kursi di DPR. Sehingga, jika sampai dilakukan voting, akan menang dibandingkan tiga frak­si yang menolak kenaikan BBM, yakni PDIP, PKS, dan Gerindra.

Namun, jika Golkar yang memiliki 106 kursi di DPR me­mutuskan menolak kenaikan harga BBM, posisi akan berbalik. Kalkulasinya, total empat fraksi penolak (PDIP, PKS, Gerindra, plus Golkar) akan memiliki kekuatan 383 kursi, sedangkan lima fraksi pendukung tinggal memiliki 177 kursi.

Jika RAPBN Perubahan yang disepakati Banggar disetujui paripurna DPR hari ini, peme­rintah bakal menaikkan harga premium dan solar menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Saat ini harga kedua komoditas tersebut adalah Rp 4.500 per liter. Kenaikan harga BBM disertai dengan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (Balsem) senilai Rp 150.000 per bulan kepada 15,5 juta rumah tangga. Program kompensasi itu dialokasikan selama empat bulan.

Senada dengan Harry, ang­gota Komisi Energi VII (Energi) DPR dari Fraksi Golkar Bobby Rizaldi mengatakan, masalah pro-kontra kenaikan harga BBM hendaknya harus dicermati lebih teliti. “Penentang kenaikan BBM sebenarnya belum punya solusi untuk mengamankan volume 48 juta kiloliter (BBM ber­subsidi),” ujarnya.

Berdasar kalkulasi pemerin­tah, jika harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan, konsumsi BBM bersubsidi tahun ini bakal me­nem­bus 53 juta kiloliter (kl). Subsidi juga membengkak hing­ga Rp 297 triliun. Namun, jika harga BBM dinaikkan, maka di­ha­rapkan akan ada penghe­matan dan konsumsi bisa dijaga sebesar 48 juta kl, sehingga subsidi pun bisa ditekan menjadi Rp 199 triliun.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memonitor ketat rapat paripurna di DPR hari ini. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pem­ba­ngu­nan Firmanzah, presiden terus memantau dan menda­patkan laporan terkait pem­bahasan RAPBN-P 2013.

“Presiden selalu mengikuti, memonitor dan mendapatkan laporan setiap pembahasan RAPBN-P 2013 baik pemba­hasan di komisi maupun bang­gar. Pemantauan sidang pa­ripurna juga terus dilakukan,” jelas  Firmanzah.

Ketika disinggung kapan pemerintah bakal mengu­mum­kan kenaikan harga BBM, Fir­man­zah masih enggan menja­wab. Dia hanya menegaskan, pengumuman tersebut akan segera dilakukan setelah parle­men mengesahkan RUU APBN Perubahan 2013. “Terkait waktu penyesuaian harga BBM bersub­sidi akan dilakukan segera sete­lah DPRI mengesahkan RUU terkait. Waktunya ditunggu saja, nanti akan diumumkan secara resmi,” imbuhnya.

Polisi Siaga Penuh

Hari ini, ribuan orang beren­cana berdemonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jakarta. Se­jum­lah titik strategis akan dida­tangi para pemrotes dari ber­bagai kalangan itu. Polisi me­minta masyarakat tetap te­nang namun waspada. “Petugas su­dah melakukan langkah-lang­kah antisipasi, tetap beraktivitas saja seperti biasa,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Ma­bes Polri, Kombes Agus Rianto di Jakarta, kemarin.

Polri tidak melarang bila ada unsur masyarakat yang berde­monstrasi terkait kenaikan har­ga BBM. Namun masyarakat diimbau tidak mengganggu ketertiban umum apalagi sam­pai berbuat anarkis. “Silakan saja, tapi tetap dalam koridor undang-undang,” kata mantan Kabid Humas Polda Papua itu.

Dari data perizinan yang masuk ke Polda Metro Jaya, ada sejumlah titik di ibu kota yang bakal diserbu massa. Misalnya, Aliansi Serikat Buruh dan Seri­kat Pekerja Tangerang Raya dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) akan  mengerahkan 1.000 orang ber­un­juk rasa di Pintu Tol Kebon Nanas dan Pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta. Lalu, Persau­daraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) mengerahkan 300 orang berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Kementerian BUMN, dan Istana Negara.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Majelis Pe­kerja Buruh Indonesia (MPBI) mengerahkan 2.000 orang berunjuk rasa di depan Gedung DPR . Forum Buruh DKI mengerahkan 500 orang berunjuk rasa di depan Kantor Balaikota DKI Jakarta.

Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) mengerahkan 300-500 orang berunjuk rasa di depan Gedung DPR. Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) me­nge­rahkan 1.000 orang berun­juk rasa di Kawasan Industri Pulogadung.

Koalisi Rakyat untuk Indonesia mengerahkan 150 orang berunjuk rasa di depan Kemen­terian Perhubungan. Serta ma­hasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia dan Badan Eksekutif Mahasiswa akan menurunkan 3.000 ma­hasiswa ke gedung DPR.

Menurut Agus, program pengambilan langkah-langkah antisipasi diterapkan di se­luruh Kepolisian Daerah (Pol­da) di seluruh Indonesia. Agus menje­laskan, polisi  dilarang mela­kukan tindakan yang bisa mem­provokasi massa, seperti me­nembakkan gas air mata atau peluru karet jika tidak ada perin­tah dari komandan la­pangan.

Koordinator de­mon­strasi Adhie Masardi me­minta warga tak takut berak­tivitas. “Kami menolak BBM demi masyarakat juga,” kata mantan juru bicara Gus Dur ini. Adhie meng­klaim akan menurunkan 10 ribu massa di Jakarta. (rdl/jpnn)