DPR: Penambahan Kuota BBM Subsidi Sebaiknya Tunggu Hasil Dual Price

Jurnas.com | DEWAN Perwakilan Rakyat (DPR) berjanji untui terbuka dalam menampung keinginan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Tapi pemerintah diharapkan tidak tergopoh-gopoh mengajukan permintaan tersebut saat ini.

“Sebaiknya habiskan dulu saja kuota bahan bakar bersubsidi yang ada sekarang. Karena nanti kan ada peraturan baru soal dua harga BBM subsidi dan lainnnya. Mengenai ini akan dibahas pada periode sidang berikutnya,” kata Anggota Komisi VII Fraksi Golkar DPR RI, Bobby Rizaldi, kepada Jurnal Nasional, Rabu (24/4).

Menurut dia, pembahasan soal tambahan kuota BBM subsidi sebaiknya dibicarakan setelah semester pertama 2013 berakhir. Sebab, selama enam bulan bisa dievaluasi bagaimana tren pertumbuhan konsumsi BBM di lapangan.

Penambahan kuota bahan bakar tersebut, imbuh Bobby, perlu menunggu hasil implementasi skema dua harga BBM bersubsidi. Dikhawatirkan kenaikan harga premium dan solar untuk kendaraan roda empat pelat hitam menjadi Rp6.500 – Rp7.000 per liter menyebabkan turunnya konsumsi BBM sehingga kuota tersisa.

“Kalau ternyata setelah semester satu harga BBM subsidi naik seiring penerapan dua harga dan ternyata kuotanya tidak terserap kan malah jadi rugi. Makanya kalau keinginan tambahan kuota itu sekarang, terlalu cepat,” tutur Bobby.

Secara umum, Komisi VII DPR RI tak menentang permintaan penambahan kuota BBM bersubsidi. Tapi DPR tak mau keputusan yang tergesa-gesa justru membuat kuota BBM tak terserap semua.

“Kalau seperti itu apa gunanya? Kita kan akan pakai dua harga. Habiskan dulu saja yang ada jangan sampai sudah ditambah tapi nggak habis,” ucap Bobby lagi.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri ESDM, Jero Wacik, menyatakan, Kementeriannya akan mengajukan tambahan kuota BBM bersubsidi sebanyak 4,07 juta kiloliter. Saat ini, kuota yang ditetapkan dalam APBN 2013 sebanyak 46,01 juta kiloliter. Jumlah volume tambahan itu setara dengan sembilan persen dari realisasi penyerapan kuota BBM 2012 sebesar 45,07 juta kiloliter.

Proyeksi tambahan sebesar sembilan persen itu berasal dari asumsi rata-rata pertumbuhan konsumsi BBM dari tahun ke tahun. Pada tahun lalu, dari penetapan kuota BB subsidi dalam APBN sebesar 40 juta kiloliter akhirnya bertambah jadi 45,27 juta kiloliter.

“Nanti dimasukkan dalam APBN Perubahan. Di situ kita akan minta tambahan kuota BBM untuk setahun untuk solar dan premium. Realisasi 2012 45,27 juta kiloliter tapi tahun ini hanya diberi 46,01 juta, padahal pertumbuhan per tahun sekitar sembilan persen. Kuota tahun ini bertambahnya tidak sampai satu juta kiloliter,” ucap Wacik.

 

Sumber