DPR: BLT Bukan Solusi

KBRN, Jakarta: Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat  Bobby Adhityo Rizaldi, mengaku tidak setuju jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikan termasuk bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi bagi masyarakat miskin yang terkena imbas dari kenaikan itu.

Politikus Partai Golongan Karya itu menjelaskan alasan ketidaksetujuannya. Pertama, untuk menaikan harga BBM bersubsidi bukan merupakan kewenangan DPR. Di APBN 2013, pemerintah  diberi keleluasaan untuk mengambil sikap saat harga minyak dunia fluaktif.

Kedua, ujar Bobby, kenaikan harga BBM bersubisdi akan berdampak kepada tingginya inflasi dan melonjaknya ongkos transporatasi dan berimbas kenaikan harga barang di pasaran. Akibatnya daya beli masyarakat melemah. Sehingga menurutnya, BLT yang sebelumnya Rp 300 ribu per bulan percuma jika beban masyarakat besar.

“Jadi buat kami BLT bukan solusi. Kita harus memperkuat masyarakat yang membutuhkan subsidi dan mempertebal lapisan menengah dan baru hitung ulang menaikan harga,” kata Bobby Adhityo Rizaldi, dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Selasa (9/4/2013).

Jika pemerintah ‘ngotot’ untuk tetap menaikan harga BBM, berarti harus dihitung ulang untuk anggaran BBM bersubsidi. “Prinsip subsidi berdasarkan volume. Kalau harga dirubah  berarti masyarakat yang sudah dihitung dapat mengakses Rp 4. 500,” jelasnya.

Sebelumnnya dalam sambutan Musyarawah Nasional  Asosiasi Pengusaha Indonesia IX di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, kemarin, Presiden SBY mengakui jika harga BBM dinaikan maka inflasi tinggi dan pengangguran serta kemiskinan semakin meningkat.

Saat harga BBM dinaikan pada 2005 lalu, angka kemiskinan naik 3-4 persen dan butuh waktu hingga 4 tahun untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut. Namun, jika kondisi memaksa pemerintah untuk menaikan harga BBM,  masyarakat miskin yang terkena imbas, harus mendapatkan kompensasi.

“Suatu saat harga BBM kita naikan dan rakyat miskin terpukul maka harus mendapatkan kompensasi. Bagi saya  kompensasi  bagi rakyat miskin manakala harga BBM naik, adalah harga mati,” tegas Presiden SBY. (Sgd/Foto:DPR.go.id/BCS)

Sumber

http://rri.co.id/index.php/berita/48455/DPR-BLT-Bukan-Solusi#.UWYyBTc5ApY