Hemat Energi via Alat Transport Alternatif

Kampanye go green saat ini telah menjadi salah satu gaya hidup modern. Berbagai cara bisa dilakukan demi menjalani gaya hidup cinta lingkungan ini. Salah satunya adalah penghematan energi dengan menggunakan transportasi alternatif.

Tidak dimungkiri sudah banyak orang yang saat ini memasukkan unsur go green ke dalam keahlian bidangnya. Mulai dari tekstil, elektronik, hingga kendaraan bermotor telah mencoba mengenalkan produk ramah lingkungannya demi mendukung kampanye go green.

Bermula dari bentuk kampanye, gaya hidup mencintai lingkungan pun telah masuk ke dalam keseharian masyarakat. Go green sudah menjadi salah satu bentuk gaya hidup modern di lingkungan kaum urban yang ingin mewujudkan bumi yang lebih baik lagi.

Mulai dari mematikan lampu tidak terpakai, membawa kantong sendiri ketika belanja, hingga tidak menggunakan sumpit kayu sekali buang, merupakan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan. Tujuannya hanya satu: penghematan energi.

Satu cara ampuh lainnya dalam upaya penghematan energi adalah menggunakan sarana transport alternatif, baik yang lebih ramah lingkungan maupun yang mampu mengangkut penumpang banyak.

Terlepas dari berbagai usaha pemerintah dalam menekan penggunaan bahan bakar minyak, tetap saja penggunaan transportasi pribadi menjadi masalah pelik dalam pemborosan energi. Inilah mengapa pentingnya mencari alat transportasi lain, yang lebih irit, ramah lingkungan, dan hemat energi.

Mau tahu beberapa alternatif yang bisa diterapkan dalam bepergian? Jangan salah, beberapa alat transport ini masih bisa dipakai menuju tempat kerja Anda. So, use it, live go green, and make a better place for our environment.

Menumpang Kendaraan
Jika ada teman atau saudara yang searah dengan tempat kerja Anda, tidak masalah untuk menumpang, atau yang di luar negeri biasa disebut carpool. Kalau tempat kerja Anda tidak sama, tidak apa-apa tetap menumpang, karena Anda bisa menyambungnya dengan transportasi umum.

Pada dasarnya, memberi tumpangan itu banyak keuntungannya: Anda tidak perlu takut-takut melewati zona three-in-one, memiliki teman berbicara selama perjalanan, dan, yang terpenting, Anda membantu penghematan energi.

Antar Jemput
Beberapa perusahaan biasanya menyediakan kendaraan antar jemput sebagai bentuk kecil treatment manis untuk karyawannya. Kalau tidak ada, pilih saja jasa antar jemput yang banyak tersedia. Biasanya jasa ini tersedia bagi Anda yang tinggal di daerah tetangga Jakarta, tapi bekerja di Ibu Kota.

Menggunakan antar jemput, Anda bisa bertemu dengan orang baru yang tidak seprofesi dan bisa lebih bersosialisasi dengan banyak orang. Sepanjang perjalanan, Anda juga bisa beristirahat di dalam mobil, jadi saat tiba di kantor, paling tidak tenaga Anda sedikit terisi kembali.

Bersepeda
If we’re talking about “go green”, this is the most effective transportation that you can use! Pertama, tidak menggunakan bahan bakar minyak sama sekali, jadi jelas sangat ramah lingkungan. Kedua, membantu menjaga stamina tubuh karena Anda sekaligus berolahraga. Ketiga, sepeda adalah alat transportasi termurah yang tersedia.

Ada beberapa hal perlu dilakukan jika bertransportasi menggunakan sepeda: jangan kenakan pakaian kantor kalau mau bersepeda, alih-alih seragam Anda akan berbau asap polusi sepanjang perjalanan. Pakaian kantor bisa disimpan di backpack, dipakai setelah sampai di kantor.

Jika memang ingin menggunakan sepeda sebagai transportasi utama, pilih sepeda yang menurut Anda paling nyaman. Pasang juga lampu depan dan belakang, serta pakailah juga helm-Anda mungkin menggowes dengan santai, tapi kendaraan lain kemungkinan besar tidak.

Running Bike
Sepeda buatan Jerman ini tampaknya bisa dijadikan salah satu alternatif unik menuju kantor. Anda bisa lebih banyak berlari ketika bersepeda, tapi, di sisi lain, intensitas berlari Anda tidak sebesar biasanya. Running bike ini menggabungkan antara berlari dan bersepeda.

Disebut sebagai FLIZ, sepeda ini tidak memiliki pedal, alih-alih menggunakan kedua kaki sebagai penggantinya. “FLIZ berasal dari bahasa Jerman, flitzen, yang berarti mempercepat dengan kedua kaki Anda. Konsepnya adalah kendaraan beraspek kesehatan, ramah lingkungan, dan cocok dengan kehidupan urban,” ungkap perancangnya.

Sayangnya, sepeda ini masih dalam tahap konsep dan belum diperjualbelikan secara umum. Namun bisa saja, di kemudian hari muncul inspirasi untuk menciptakan kendaraan alternatif baru serupa bisa muncul.

Sepatu Roda
Jika berjalan kaki begitu melelahkan, ganti saja dengan sepatu roda, inline skate atau roller blade. Satu hal yang pasti, sepatu roda mengurangi jejak karbon (emisi karbondioksida yang diproduksi oleh kendaraan bermotor), sehingga begitu berpengaruh kepada program cinta lingkungan. Selagi mencobanya, sepatu roda sekaligus menjadi moda olahraga.

Dilansir dari laman Try Skating, di Skotlandia sendiri bertransportasi menggunakan sepatu roda telah menjadi hal yang umum, terutama demi mengatasi tren kelebihan berat badan di sana. Mereka juga menyadari menggunakan sepatu roda jauh lebih ekonomis dibanding kendaraan bermotor.

Beberapa hal patut diperhatikan sebelum bepergian menggunakan sepatu roda. Pertama, perhatikan kondisi cuaca. Kemudian perhatikan pula kehalusan jalan yang ingin dilalui. Gunakan peralatan keselamatan lengkap. Usahakan tetap relaks, jangan terburu-buru, dan tetap perhatikan keadaan lalu lintas.

Transportasi Umum
Penghematan energi besar-besaran bisa direduksi jika penggunaan kendaraan pribadi dialihkan ke transportasi umum. Mulai dari kereta api, Transjakarta, angkutan dan bus kota, atau jenis kendaraan umum lainnya, harusnya bisa dioptimalkan penggunaannya.

Kemampuan transportasi umum dalam mengangkut penumpang lebih banyak, maka energi yang digunakan bisa dikurangi dalam jumlah besar. Walaupun demikian, sayangnya, kebutuhan transportasi umum layak (untuk saat ini) masih belum tersedia dengan memadai.

Mobil Listrik
Terlepas dari berbagai kekurangannya, penggunaan mobil listrik cukup berpengaruh dalam pengurangan konsumsi energi. Selain itu, mobil listrik jauh lebih murah: jarak 120 kilometer hanya mengeluarkan kocek sekitar 75 ribu rupiah, sementara berbahan bakar bensin bisa empat kali lipat.

Selain ramah lingkungan karena irit energi, emisi karbon yang dikeluarkan juga jauh lebih rendah dan mampu mengurangi polusi dibanding menggunakan bahan bakar minyak. Perawatannya juga mudah sebab tidak perlu mengganti oli dan hanya perlu perawatan baterai.

Perahu Cepat
Waterway di Indonesia memang sudah dicetuskan beberapa tahun lalu (tanpa sukses), tapi untuk ke depannya terlihat tanda positif akan kelanjutannya. Menggunakan alat transportasi yang satu ini memang tidak menghemat energi sebanyak beberapa moda di atas. Walaupun demikian paling tidak perahu cepat bisa dijadikan alat transportasi alternatif dalam bepergian. Yang pasti, perahu cepat digunakan karena faktor geografis wilayah tersebut.

Di Venesia, Itali, wilayahnya terpisahkan dengan kanal-kanal kecil. Mau tidak mau, moda transportasi utamanya adalah menggunakan perahu. Transportasi umum utamanya adalah waterbus, yang memiliki rute sepanjang Grand Canal di sela-sela kepulauan kota.

Kanal-kanal besar di Inggris juga telah dimanfaatkan dengan baik sebagai alternatif kendaraan pribadi. Di sana, terdapat waterbus yang siap mengangkut banyak orang. Di sungai Thames, misalnya, terdapat Thames Clippers. Kanal Regent juga memiliki waterbus yang melewati 10 titik pemberhentian. edh/R-1

Nugie
Ingin Jakarta Seperti Tempo Dulu
Seperti single dan album solonya terdahulu yang selalu berkisah tentang alam, Nugie tampaknya semakin “gerah” untuk membenahi lingkungan yang, menurut dia, saat ini kian kritis.

Adik Katon Bagaskara ini memang sudah lama menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi, dan ia sangat setuju apabila hari tanpa kendaraan bermotor diperbanyak. Namun, pertama-tama, harus ada kesadaran dari masyarakat terlebih dahulu akan pentingnya lingkungan hidup yang bersih.

“Kecintaan pada bumi bisa kita mulai dari lingkup terkecil-dari diri sendiri dan keluarga,” ujar pemilik nama lengkap Agustinus Gusti Nugroho ini. “Biasanya untuk jarak dekat saya pakai sepeda. Saya juga membiasakan diri memakai tas kain daripada tas plastik, menggunakan air dengan bijak, hemat listrik, dan memakai AC hanya pada saat tertentu saja.”

Sejak kecil, Nugie sudah diajar mengenai betapa pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih. “Ayah saya menekankan hal itu,” imbuh dia. “Jadi dari kecil saya sudah melakukan kegiatan seperti potong rumput, membersihkan selokan, kerja bakti, bersih-bersih jalanan sekitar. Awalnya sih takut dapat hukuman, tapi lama-lama jadi kebiasaan.”

Bersepeda juga bukan hal baru bagi pria yang akrab disapa dengan sebutan embot ini-lokasi sekolahnya dulu ia capai dengan bersepeda. Lagi-lagi, hal ini pun kelak menjadi suatu kebiasaan. “Jarak naik sepeda ke kantor pulang-pergi biasanya sekitar 30 – 40 km. Bersepeda kan fungsinya mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor. Kalau udara bersih, kita semua pasti juga lebih nyaman dong tinggal di Jakarta.”

Nugie mengenang kondisi Jakarta tempo dulu, di mana sepeda benar-benar dijadikan kendaraan utama-sebelum mobil dan motor membanjiri Jakarta seperti sekarang. “Naik sepeda adalah solusi untuk perubahan iklim di dunia. Kalau bisa, bersepeda bukan hanya jadi alat berwisata, tapi juga jadi kendaraan utama. Kalau lihat di museum, dulu itu Jakarta penuh dengan sepeda. Duh, pengen sekali kembali ke masa itu,”pungkas Nugie.

Sumber