Buntut Kasus Ogan Ilir, DPR Panggil Menteri BUMN

TEMPO.CO, Palembang – Sengketa agraria antara PTPN VII Cinta Manis dan warga dari 21 desa Ogan Ilir harus menjadi perhatian Menteri BUMN. Anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera Selatan II, Bobby A. Rizaldi, mengatakan akan membawa masalah konflik tersebut ke Komisi VI DPR.

“Ini peristiwa yang menyakitkan. Peristiwa kekerasan di Desa Limbang Jaya akhir Juli lalu yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan warga yang menderita cacat permanen,” kata Bobby setelah berkunjung ke Limbang Jaya, Kamis, 9 Agustus 2012.

Menurut Bobby, yang juga anggota Komisi VI DPR, “Komisi VI akan membahas masalah ini dengan Menteri BUMN untuk mencari solusi dan rekomendasi penyelesaian konflik yang terjadi.”

“Inti utamanya perlu dicari penyelesaian akar persoalan konflik warga dengan PTPN VII. Hak rakyat atas tanah harus dihargai, dan sebaliknya, hak usaha PTPN VII juga dihargai,” kata Wakil Sekretaris FPG bidang industri dan pembangunan yang berkunjung langsung ke Limbang Jaya dan memberikan bantuan kepada keluarga korban ini.

Dalam kunjungan kerjanya, Bobby Rizaldi sempat bertemu dengan Rusman, 36 tahun, warga Limbang Jaya yang tangan kirinya harus diamputasi akibat konflik yang terjadi beberapa waktu lalu. Kepada Rusman, Bobby memberikan santunan.

Selain akan mengusahakan penuntasan konflik agraria antara warga dan PTPN VII tersebut, Bobby juga menegaskan, agar dalam menyelesaikan konflik agraria di Sumsel, tidak dengan kekerasan.

“Ke depan, dalam menyelesaikan konflik agraria, jangan sampai terjadi kekerasan apalagi sampai menimbulkan korban jiwa seperti di Limbang Jaya. Kita ingin ini konflik terakhir di Sumsel yang menimbulkan korban jiwa,” kata dia.

Dalam masalah konflik agraria, Bobby mengimbau agar pihak yang terlibat untuk saling menahan diri, baik aparat, warga, maupun pihak-pihak yang melakukan pendampingan atau advokasi terhadap warga.

“Mari kita cari solusi konflik yang terbaik, yang sama-sama saling tidak merugikan di antara pihak yang berkonflik. Karena jika yang terjadi di Limbang Jaya terulang, tidak menutup kemungkinan akan berimbas pada investasi di Sumsel. Kepada pemerintah daerah juga BPN di daerah untuk segera dan proaktif menangani jika muncul konflik agraria,” kata Bobby.

Mualimin P. Dahlan, koordinator tim advokasi dan hukum warga setempat, mengatakan, hingga kini, belum terlihat penyelesaian yang menyeluruh meskipun ada korban jiwa. Korban yang dimaksud, Angga Prima bin Darmawan, bocah 12 tahun, tewas terkena peluru Brimob. Sementara Rusman terpaksa diamputasi akibat peluru. “Belum ada tanda-tanda penyelesaiannya,” kata Mualimin. [www.tempo.co]