INILAH.COM, Jakarta – DPR menilai volume bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar 40 juta kiloliter (KL) tahun ini dalam APBN akan tekor, jika rencana lindung nilai (hedging) dilakukan pada saat harga minyak Indonesia (ICP) di atas US$ 120 per barel.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR, Bobby Rizaldi kepada INILAH.COM di Jakarta Minggu (18/3/2012). “Namanya hedging (lindung nilai) yaitu melindungi harga sesuai asumsi makro US$ 105 per barel maksimal. Tapi kalau lebih ya berarti langsung rugi bila, ambil posisi (beli-red),” kata Bobby.
Bobby mengatakan hedging bisa saja dilakukan oleh Pertamina misalkan harga maksimal seperti asumsi makro APBN-P US$ 105 per barel. “Hedging bagus pas harga murah atau ICP di bawah US$ 110 per barel kemaren, kalau diatas itu probability ruginya lebih besar akibatnya APBN akan rugi,” ujar Bobby.
Bobby menambahkan untuk menghindari hedging perusahaan minyak negara tersebut harus memperbesar kapasitas storage kilang minyak. [mel] Inilah.com