Cepat, Pastikan Kenaikan Harga BBM…

Jum’at, 24 Februari 2012

RMOL.Pengusaha meminta pemerintah cepat memberi kepastian mengenai rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Sebab, jika terlalu lama berwacana, bisa berdampak buruk bagi masyarakat.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indo­nesia (Apindo) Sofjan Wa­nandi menyatakan, kepastian ke­naikan harga BBM diperlukan pengusaha untuk menghi­tung be­ban biaya produksi. Kalau angka kenaikan dan waktu sudah pasti, pengusaha langsung bisa meng­hitung penyesuaian harga barang.

“Harga barang akan naik, itu pasti. Tapi harus cepat ada ke­pas­tian harga BBM-nya, agar ki­ta bisa segera hitung berapa ke­nai­kan barang,” kata Sofjan di Ja­karta, kemarin.

Jika pemerintah terlalu lama berwacana, lanjutnya, bisa timbul spekulasi harga di masyarakat. Sebelum BBM naik, bisa-bisa har­ga ba­rang sudah naik. Karena itu, pe­merintah perlu cepat mem­beri kepastian.

Sofjan juga berharap, peme­rin­­tah tidak terlalu tinggi dalam me­naikkan harga BBM. “Pengu­saha hanya bisa menerima ke­naikan BBM hingga menjadi Rp 6.500 per liter. Di atas itu, kita ti­dak sanggup,” katanya.

Untuk meredam dampak ke­naikan, Sofjan meminta pemerin­tah segera membenahi infra­struk­tur seperti jalan dan pe­labu­han yang masih buruk, agar beban pengusaha bisa berkurang. De­ngan begitu, kenaikan harga BBM tidak terlalu membebani.

Menteri Perindustrian MS Hi­dayat mengatakan, kenaikan har­ga BBM harus dijadikan mo­men­­tum untuk menghabisi pung­li alias pungutan liar.

“Pungutan yang menyangkut perizinan dan pelabuhan harus bisa dihapus agar tidak semua beban terpikul di dunia usaha,” pintanya di Ja­karta, kemarin.

Hidayat yakin, dampak kenai­kan harga BBM dalam sektor industri tidak terlalu terasa apa­bila kon­versi penggunaan gas te­realisasi. Karena itu, pemerintah akan terus berusaha mempercepat konversi BBM ke gas agar beban pengusaha bisa lebih ringan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution memprediksi, kenaikan harga BBM di atas Rp 1.000 per liter akan berdampak pada melonjaknya angka inflasi hingga di atas 5,5 persen.

“Inflasi ter­gantung berapa ke­naikan harga BBM. Kalau naik lebih dari Rp 1.000, maka inflasi akan melam­paui dari target BI di kisaran 5,5 persen,” kata Darmin di Jakarta, kemarin.

Namun, kata Darmin, kenaikan harga BBM subsidi perlu dilaku­kan. Sebab, jika terus ditahan, APBN bisa jebol. Saat ini saja su­dah terjadi kejomplangan da­­lam neraca ekspor-impor migas.

Pengamat ekonomi Aviliani me­­nga­takan, saat ini adalah wak­tu yang tepat menaikkan harga BBM. Alasannya, inflasi saat ini masih rendah dan sektor mikro juga berjalan baik.

“Ya kalau mau naikin, seka­rang saja. Jangan nanti pas inflasi lagi tinggi baru dinaikin, itu akan jadi bahaya,” katanya kepada Rak­yat Merdeka, kemarin.

Aviliani yakin, kalaupun saat ini harga BBM dinaikkan, tidak akan menyumbang inflasi yang terlalu tinggi. “Saya kira paling tinggi berada di kisaran 5 sampai 6 persen, nggak akan sampai dua digit,” imbuhnya.

Namun, Komisi VII DPR nam­paknya belum setuju rencana kenaikan harga BBM. Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar Bobby Rizaldi menga­takan, dalam Undang-Un­dang APBN 2012, tidak ada opsi ke­naikan harga BBM.

“Makanya, hingga kini Komi­si VII DPR belum memba­has soal kenai­kan harga,” kata­ Bobby.

Kalau pemerintah keukeuh mau menaikkan harga BBM, kata Bobby, maka pemerintah harus menga­jukan dulu APBN Peruba­han (APBNP) pa­da DPR. Nah, di APBNP itu kemudian diatur ke­nai­kan harga. “Jadi, tidak bisa lang­­sung ditetapkan begitu saja,” cetusnya.

Masalahnya, kata Bobby, da­lam pengajuan APBNP, pemerin­tah tidak boleh hanya mengaju­kan satu sektor. Syarat perubahan APBN minimal 10 sektor, di an­taranya kenaikan harga minyak, kurs, penyerapan anggaran dan optimalisasi pen­dapatan.

Kalaupun harga BBM dinaik­kan, tambah­nya, angka kenaikan harus tepat. Kalau hanya Rp 1.000 per liter, tidak akan terlalu banyak meno­long bolongnya APBN. “Itu cuma impas. Tidak banyak yang bisa kita hemat,” cetus Bobby.

http://ekbis.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/24/55778/Cepetan-Dong-Pastikan-Kenaikan-Harga-BBM…-