Bobby Rizaldi – “Budayawan Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Apa Sudah Buat Penelitian Khusus?”

Keterangan Gambar : Prasasti Telaga Batu ditemukan di kolam Telaga Biru, Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang tahun 1935.

Jakarta – Budayawan Ridwan Saidi menyebut Sriwijaya dulunya bukanlah kerajaan, melainkan bajak laut dan fiktif. Anggota DPR dari Dapil Sumsel 2 Bobby Adhityo Rizaldi mengecam klaim tersebut.

“Sangat disesalkan pernyataan Pak Ridwan Saidi soal Sriwijaya tersebut. Harusnya tetap mengedepankan hasil telaah akademik ataupun ada teori atau temuan baru yang sahih. Apa Pak Ridwan Saidi sudah pernah melakukan penelitian khusus mengenai kebesaran Kerajaan Sriwijaya?” kata Bobby saat dimintai tanggapan, Kamis (29/8/2019).

Bobby, yang merupakan putra seorang ayah asli Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, amat menyayangkan pernyataan Ridwan Saidi tentang Kerajaan Sriwijaya. Mengacu pada beberapa sumber, Bobby menegaskan Sriwijaya merupakan kerajaan, bukan bajak laut atau perompak.

“Salah satunya tercermin dari judul tulisan ahli sejarah Inggris CO Blagden 1864-1949, yaitu The Sriwijaya–The Empire of Maharaja, The King of Mountain and the Lord of Isles. Ahli-ahli sejarah Tanah Air, seperti Purbacaraka, Prof Moh Yamin juga menggambarkan betapa besarnya Kerajaan Sriwijaya,” ucap Bobby.

“Cakupan kekuasaannya tidak hanya di Tanah Air, tapi sampai di semenanjung Melayu, tapi sampai ke Thailand. Yang paling kasatmata, 22 prasasti di Palembang,” imbuh dia.

Politikus asal Partai Golkar itu mengaku terusik oleh gaya penyampaian Ridwan Saidi tentang Kerajaan Sriwijaya. Menurutnya, itu sangat kontroversial.

“Dan gaya penyampaian Pak Ridwan Saidi mengoyak rasa kesatuan, tanpa basa-basi bilang bajak laut yang tentu konotasi soal ini sangat kontroversial malah tergolong radikal dengan fakta-fakta sejarah yang ada selama ini,” katanya.

Sebelumnya, dalam video berdurasi 15 menit, Ridwan Saidi menyebut Kerajaan Sriwijaya itu fiktif. Selain itu, dia menyebut Sriwijaya sebagai bajak laut. Jawaban itu dia sampaikan dalam wawancara dengan Vasco Ruseimy.

“Sriwijaya ini kan kerajaan fiktif. Itu kan bajak laut yang berpangkalan di Koromandel,” ujarnya.

“Tapi kan ada bukti-bukti sejarahnya?” tanya Vasco.

“Tidak ada. Semuanya dongeng. Nggak ada jejaknya. Jadi kirim pasukan Palembang. Bukan Sriwijaya. Itu waktu sudah kesultanan Palembang. Digebahlah Patih Terengganu ini,” jawab Saidi tegas.

Sementara itu, Ridwan Saidi tak menyoal jika ada pihak yang ingin melaporkannya terkait ‘Kerajaan Sriwijaya Fiktif’ itu. Dia mengatakan hal tersebut ialah hak setiap warga negara.

“Saya hanya menambahkan argumen saya. Kalau orang mau berbuat apa pun terhadap diri saya, saya nggak hirau, saya nggak mau berpolemik soal hak orang, biarin aja. Hak orang masing-masing, saya kan punya hak untuk menyatakan apa yang saya anggap benar dan tidak menyinggung suku bangsa, agama perorangan, kan nggak ada yang saya singgung, jadi saya hanya menambahkan argumentasi,” jelas Ridwan. (https://news.detik.com)